Denpasar (Bisnis Bali) – Diawali lomba desa adat serta mendapatkan juara satu tingkat provinsi maka diberikanlah hadiah modal Rp2 juta oleh Pemerintah Provinsi Bali. Drs I Nyoman Cendikiawan SH, M.Si., menjadikan hadiah tersebut untuk modal awal mendirikan lembaga perkreditan Desa (LPD).
Dengan dana itu, pria kelahiran Desa Adat Talepud Br. Pujungkaja Kecamatan Tegalalang ini merintis LPD Desa Adat Talepud sejak 1989 lalu. Ketua BKS LPD Bali Periode 2017-2022 menceritakan awal pendirian LPD Talepud dengan mengontrak warung kecil di pojok desa. Dengan tempat sederhana mulailah LPD Talepud beroperasi dari pukul 17.00- 20.00 Wita.
Saat awal pendirian, tak banyak warga yang paham tentang LPD. Selain kurang sosialisasi jumlah LPD di seluruh Bali masih bisa dihitung dengan jari. Menurut suami Putu Sutrepti ini, pengalaman yang paling terngiang, LPD sempat dikira pengecer sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB) yang waktu itu sedang marak sampai ke pelosok desa. Tak jarang juga ada yg mencibir LPD ini akan bernasib sama dengan lembaga lain yang sudah duluan bubar.
Diakuinya, berkat koordinasi yang baik dengan prajuru adat, tokoh masyarakat Talepud dan krama desa berjumlah 275 kk, LPD makin dirasakan manfaatnya. Ini terutama untuk menunjang pengrajin kayu yang sebagian besar digeluti warga.
Nyoman Cendikiawan menambahkan, hampir 30 tahun LPD Talepud telah mampu membukukan asset Rp90 miliar lebih walau hanya didukung krama yang relatif kecil dan berada di wilayah pedesaan. LPD Talepud sudah mampu mengajak karyawan 31 orang. “Terimakasih Pemprov Bali dan semua jajarannya semoga LPD Bali mampu menjadi penggerak ekononi krama Bali ,” tambahnya. (kup)