Denpasar (Bisnis Bali) – Para pengusaha tekstil dan desainer di Bali terus berinovasi menghasilkan produk yang beragam menggunakan bahan dasar kain tenun tradisional. Jika sebelumnya kain khas Bali ini hanya diolah menjadi produk kamben atau baju standar, kini telah diinovasikan jadi fashion yang beragam untuk atasan.
Salah satunya tenun Rangrang. Kain tenun tradisonal asal Nusa Penida Kabupaten Klungkung ini, sejak awal kemunculannya sudah mampu memikat para pecinta fashion termasuk desainer. Kain tenun ini diolah menjadi kamben, kemeja dan dress. Selain itu, kain tenun Rangrang juga sangat pas dijadikan bahan dasar pembuatan baju luaran wanita.
Pemilik usaha Cepuk Rangrang Nusa Karang, Ni Wayan Luh Nusantari mengatakan, kain tenun Rangrang ada dua jenis yaitu Rangrang alam dan Rangrang sintetis. Rangrang alam memiliki harga lebih mahal dibandingkan sintetis.
“Baju luaran wanita yang menggunakan bahan Rangrang alam kami jual seharga Rp1,5 juta sedangkan yang sintetis Rp550 ribu. Untuk kemeja pria kombinasi Rangrang alam seharga Rp750 ribu dan yang sintetis Rp500 ribu,” ungkapnya saat ditemui di stan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40.
Sejauh ini lebih banyak konsumen memilih produk yang berbahan tenun Rangrang sintetis karena harganya lebih terjangkau. Pihaknya bekerjasama dengan para desainer di Nusa Penida untuk selalu membuat rancangan fashion yang beragam dari bahan tenun Rangrang agar ada variasi dan tidak monoton.
“Syukurlah konsumen banyak tertarik dengan produk baru kami, terutama baju luaran wanita. Baju model ini bisa dipakai untuk acara resmi maupun santai. Tampilan tetap elegan. Kami juga menerima pesanan sesuai desain yang diinginkan,” imbuhnya.
Ajang budaya PKB ini dinilai sangat membantu untuk mempromosikan produk-produknya sekaligus mendongkrak pendapatan. (dar)