Mangupura (Bisnis Bali) – Meski ada kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, perbankan di Bali khususnya belum berencana menaikkan bunga pinjaman. Pengelola bank masih yakni kinerja perbankan tetap tumbuh setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,25 persen pada akhir Juni 2018.
“Kami masih menaruh keoptimisan kinerja perbankan masih tetap direlnya meski belum menaikkan bunga pinjaman,” kata Manager dana salah satu bank nasional Yuliani di Jimbaran, Rabu (4/7) kemarin.
Keoptimisan bank kinerja masih bertumbuh karena Bali memiliki keunggulan dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata masih mampu tumbuh semester II ini sehingga kredit masih mampu tumbuh dan tentunya peluang keuntungan masih terbuka. Bank akan berusaha efisiensi sehingga target bisa terpenuhi, termasuk kehati-hatian dalam menyalurkan kredit agar rasio kredit bermasalah tak melonjak.
Hal sama dikatakanKepala Bank BCA Kantor Wilayah IV Denpasar, Frengky Chandra Kusuma, kinerja bank masih on track baik itu dari sisi pertumbuhan dana pihak ketiga maupun kredit.
“Kami tetap optimistis akan memenuhi target kredit pada 2018 ini,” terangnya.
Suku bunga kredit yang berlaku di bank swasta ini diakui di kisaran 10-11 persen. Kendati belum menaikkan suku bunga kredit, Frengky menerangkan, operasional bank optimis bisa tetap jalan karena masing masing bank memiliki perlindungan minimal margin dan cost of fund tersendiri.
Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Bali, Bambang Sugiharto mengatakan hal serupa,belum berencana merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini pascakenaikan suku bunga acuan BI. Bank-bank yang tergabung sepertinya juga tidak belum sampai merubah target mengingat kinerja masih dalam kondisi membaik.
“Kami harapkan dengan tidak menaikkan bunga pinjaman maka kredit dapat tumbuh. Kredit tumbuh secara tidak langsung UMKM ikut berkembang dan perekonomian bertumbuh,” harapnya. (dik)