Mangupura (Bisnis Bali) –Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2018 dilaksanakan pada 26-30 Juni bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). BBTF 2018 memiliki misi untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Indonesia termasuk memperkenalkan homestay dan desa wisata.
Ketua BBTF 2018, Ketut Ardana, Rabu (27/6) mengungkapkan, BBTF 2018 menghadirkan 320 buyer dari 41 negara dan 68 trade buyers yang terdiri dari 63 buyer domestik yang dihadirkan oleh Garuda Indonesia dan 5 trade buyer. Hal ini termasuk sekitar 241 seller termasuk dari 3 negara baru yang akan berpartisipasi, 36 media internasional dan juga puluhan media nasional dan lokal.
Ia menjelaskan, tren teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini diyakini akan memberikan pengaruh besar dalam dunia pariwisata Indonesia di waktu mendatang. Dalam usaha mengikuti kecepatan perkembangan era digital saat ini, BBTF bekerja sama dengan Indonomo menggunakan sistem pendaftaran, database dan absensi berbasis cloud bertujuan agar semua peserta baik buyer dan seller dapat melakukan transaksi bisnis sesuai dengan jadwal masing-masing.
Dipaparkannya, sistem berbasis teknologi tersebut diharapkan bisa membantu BBTF dalam menyaring dan menentukan market segment tahun mendatang. “Dapat dipastikan penyelenggaraan BBTF tahun 2019 akan makin lebih teratur secara sistematis dan sangat canggih,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, BBTF juga melirik pengembangan program home stay dan desa wisata. Hal ini dengan makin meningkatnya keinginan wisatawan mancanegara (wisman) khususnya yang ingin merasakan hidup di tengah masyarakat pedesaan Bali.
Ia menegaskan, dengan melihat potensi tersebut, panitia BBTF untuk pertama kalinya di tahun ini turut menampilkan 9 desa wisata berpotensi yang ada di Provinsi Bali. Setiap desa wisata yang masuk area kabupaten di Bali disyaratkan untuk ikut serta mempromosikan potensi desanya tersebut. Setiap kabupaten mengirimkan satu perwakilan desa wisata yang akan ditampilkan.
Tujuan dilibatkannya desa wisata pada ajang BBTF untuk memperkenalkan kepada wisatawan baik itu domestik dan mancanegara akan potensi di desa tersebut yang sangat terasa perkembangannya terlihat dari makin banyaknya homestay di kawasan desa wisata yang sudah mampu menyaingi hotel-hotel bintang 3 dan 4 di kawasan perkotaan.(kup)
