Mangupura (Bisnis Bali) – PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Senin (19/3) kemarin di Kuta memutuskan membagikan dividen Rp 16 miliar. Dividen tersebut 10 persen dari perolehan laba bersih tahun 2017 yang tercatat Rp 160 miliar.
Direktur Utama Bank Mantap, Josephus K. Triprakoso menjelaskan, dividen final tersebut meningkat dan tahun lalu yang dibagikan oleh perseroan 5 persen. RUPST juga telah memberikan persetujuan kepada direksi (dengan persetujuan Dewan Komisaris) untuk menetapkan dan membayar dividen final tahun buku 2017 kepada pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan dan perseroan yang berlaku.
“Dengan meningkatnya pembagian dividen dari tahun buku 2016 yakni Rp 2,53 miliar menjadi Rp 16 miliar mengindikasikan bahwa permodalan Bank Mantap sehat dengan rasio kecukupan modal bank (CAR) sebesar 22,32 persen. Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam ekspansi bisnis pada tahun 2018,” ujarnya.
RUPST pada tahun ini mengubah susunan pengurus perseroan. Adapun pergantian Dewan Komisaris yaitu I Wayan Deko Ardjana yang menjabat Komisaris Independen digantikan oleh Zudan Arif Fakhrulloh. Untuk pergantian di jajaran direksi yakni Ida Ayu Kade Karuni yang diberhentikan secara hormat.
Susunan pengurus perseroan selengkapnya untuk jajaran Dewan Komisaris yakni Abdul Rachman (Komisaris Utama), Agus Haryanto (Komisaris), Edhi Chrystanto (Komisaris Independen), Sukoriyanto Saputro (Komisaris Independen) dan Zudan Arif Fakhrulloh (Komisaris Independen). Sedangkan jajaran direksi yakni Josephus Koernianto Triprakoso (Direktur utama), Paulus Endra Suyatna (Direktur), Nurkholis Wahyudi (Direktur), Muhamad Gumilang (Direktur) dan Iwan Soeroto (Direktur). Khusus Zudan Arif Fakhrulloh dan Iwan Soeroto dinyatakan efektif menempati jabatannya setelah mengikuti fit & proper oleh OJK.
Di samping itu, RUPST juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2017. Laba bersih tahun buku 2017 sebesar Rp 160 miliar meningkat 215,9 persen dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 50,67 miliar. Laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp 10,50 triliun pada akhir tahun 2017 tumbuh 113,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 4,92 triliun. Laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (fee based income) yang meningkat 252,7 persen menjadi Rp 156,5 miliar secara year on year.
Pertumbuhan kredit pensiunan menjadi kontributor utama peningkatan laba perseroan pada tahun 2017. Josephus mengungkapkan total penyaluran kredit pensiunan pada tahun 2017 sebesar Rp 8,51 triliun tumbuh 210,6 persen. Selain kredit pensiunan, perseroan juga telah menyalurkan ke sektor mikro pada akhir Rp 1,05 triliun dan sektor retail Rp 940 miliar dengan rasio nonperforming loan (NPL) di angka 0,65 persen akhir tahun 2017.
“Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga mendorong peningkatan aset 85,2 persen pada akhir tahun 2017 menjadi Rp 13,68 triliun dari Rp 7,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya,” tutup Josephus. (ad0.350)