Denpasar (Bisnis Bali) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat Denpasar mengalami inflasi mencapai 0,65 persen dengan indeks harga konsumen (IHK 2012=100) 129,21 pada Februari 2018 lalu. Inflasi ditunjukkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran, khususnya pada kelompok bahan makanan yang merupakan penyumbang terbesar pada Februari lalu.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Kamis (1/3) kemarin mengungkapkan, tingkat inflasi tahun kalender tercatat 1,60 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) tercatat 3,10 persen. Inflasi ditunjukkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan 1,75 persen yang sekaligus penyumbang terbesar. Disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,77 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,46 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,39 persen, kelompok kesehatan 0,30 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,03 persen.
“Februari lalu, hanya kelompok yang mengalami penurunan indeks atau deflasi mencapai 0,60 persen,” tuturnya.
Jelas Adi, Februari lalu komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi antara lain, pasir, tarif angkutan udara, bensin non subsidi, air kemasan, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan jeruk. Di sisi lain, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi antara lain, daging ayam ras, ikan tongkol pindang, wortel, sawi hijau, buncis, dan hand body lotion.
Sambungnya, perbandingan inflasi tahunan, laju inflasi tahun kalender Februari 2018 tercatat 1,60 persen dan inflasi tahun ke tahun (YoY) Februari 2018 tercatat 3,10 persen. Tingkat inflasi atau deflasi tahun kalender pada Februari 2016 dan Februari 2017 masing-masing tercatat 0,56 persen dan 1,81persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) Februari 2016 dan Februari 2017 masing-masing tercatat juga 3,49 persen dan 4,22 persen.
Sementara itu, khusus inflasi pada kelompok bahan makanan tercatat didorong oleh inflasi pada delapan subkelompok pengeluaran, yakni subkelompok bumbu-bumbuan 13,34 persen, subkelompok ikan segar 3,34 persen, subkelompok buah-buahan 2,93 persen, subkelompok bahan makanan lainnya 1,90 persen, subkelompok kacang-kacangan 1,51 persen, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya 0,55 persen, serta subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya 0,41 persen. (man)