Denpasar (Bisnis Bali) – Kayu menjadi salah satu material dasar dalam konstruksi pembangunan fisik seperti rumah, tempat usaha atau gedung. Praktis, material ini sangat dibutuhkan di pasaran.
Seiring meningkatnya volume pembangunan fisik, kebutuhan terhadap kayu juga meningkat. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap harga. Pemilik toko bangunan Catur Jaya di Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar, Sriyani, mengatakan, di tempat usahanya tersedia beberapa jenis kayu untuk memenuhi permintaan konsumen.
Di antaranya kayu kruing berbagai ukuran saat ini dijual seharga Rp 7,1 juta per kubik. Sementara kayu kamper dijual Rp 8 juta dan kayu albesia dijual Rp 2,5 juta per kubik. Khusus kayu albesia untuk pendukung struktur bangunan (bekisting) harganya lebih murah yakni Rp 1,2 juta per kubik. Penjualan juga dilayani secara eceran atau per batang.
“Harga kayu terutama kruing dan kamper mengalami peningkatan sejak awal Februari 2018. Sebekumnya kayu kruing kami jual Rp 6,8 juta sedangkan kayu kamper Rp 7 juta per kubik. Kayu jenis kruing paling laku di pasaran”, ungkapnya pada Selasa (20/2).
Sriyani mengatakan, kayu jenis kruing dan kamper yang dijualnya berasal dari kalimantan. Pasokannya disalurkan oleh suplier dari Surabaya sedangkan kayu jenis albesia dipasok secara lokal. Sampai saat ini pasokan dari suplier masih lancar. Hanya saja penjualannya agak lesu.
“Stok kayu kami masih banyak. Pasokan tetap lancar bahkan kami stop sementara karena permintaan agak lesu saat ini. Mungkin karena masih musim hujan sehingga banyak yang menunda pembangunan,” keluhnya. (dar)