Tabanan (Bisnis Bali) –Â Menyikapi permasalahan sampah di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, pihak manajemen dibantu dengan anggaran APBD Kabupaten Tabanan membentuk Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recyle (TPS3R) di Banjar Kesambahan Kelod, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel Tabanan.
Rata-rata volume sampah di kawasan wisata tersebut mengantongi hingga 20 kubik per hari.
Manajer DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, disela-sela peresmian TPS3R, Jumat (19/1) mengungkapkan, latar belakang dibentuknya TPS3R ini karena masih adanya masyarakat yang membuang sampah sembarangan selama ini. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat sebagai penghasil sampah untuk mengolah sampahnya sendiri. Imbuhnya, sebagai kawasan tujuan wisata, prilaku masyarakat tersebut tentu akan mengancam kebersihan lingkungan yang seharusnya terjaga guna menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke DTW Jatiluwih.
“Bercermin dari kondisi tersebut dibentuklah TPS3R ini secara bertahap. Dimulai dari bantuan CSR untuk pembelian motor gerobak pada 2014 lalu, pembelian tanah 10 are untuk bangunan pada 2015, hingga pembangunan gedung TPS3R dan pembelian mesin pencacahan sampah, pupuk organik dan pengayak dengan bantuan dana dari APBD Tabanan 2017,” paparnya.
Jelas Sutirtayasa, pembentukan TPS3R ini agar terciptanya lingkungan yang bersih di kawasan DTW Jatiluwih. Sebagai pendukung sektor pariwisata, dan sebagai sumber peningkatan pendapatan desa pengolahan sampah terpadu, serta peningkatan citra desa, hingga teciptanya lapangan pekerjaan baru di masyarakat Desa Jatiluwih. Akuinya, selama ini produksi sampah di sekitar kawasan mencapai 20 kubik, itu terdiri dari 20 persen sampah pelastik, 30 persen sampah organik, dan 60 persen sampah risidu.
“Menunjang oprasional TPS3R ini, kami siapkan ada 6 orang petugas di TPS3R ini, dan dibantu 2 orang petugas kebersihan di setiap dusun di Desa Jatiluwih,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti dalam kesempatan tersebut yang sekaligus meresmikan beroprasionalnya TPS3R mengungkapkan, TPS3R ini sebagai upaya dari pemerintah Kabupaten Tabanan dalam ikut menjaga kebersihan obyek wisata yang sudah menjadi warisan budaya dunia. Ke depan harapannya, keberadaan TPS3R Jatiluwih bisa bersinergi dengan bank sampah, dan melatih untuk mengolah sampah agar bisa memiliki nilai guna atau menjadi hasil kerajinan.
“Semua harus terintegrasi, tidak hanya mengatasi sampah saja, namun bagaimana caranya agar sampah bisa juga dimanfaatkan untuk mengangkat ekonomi rakyat,” tandasnya. (man)