Singaraja (Bisnis Bali) – Cuaca buruk yang melanda perairan di Bali Utara berdampak pada pendapatan nelayan di Buleleng. Sejumlah nelayan di Kabupaten Buleleng, tepatnya di sekitaran pantai Sangsit Kecamatan Sawan mengeluhkan dampak anomali cuaca buruk yang terjadi sepekan terakhir. Nelayan yang merasakan dampak nomali cuaca kali ini terpaksa tidak melaut karena perubahan gelombang dan air pasang akibat arah angin.
Nyoman Widiarta, salah seorang nelayan dari Dusun Pabean Sangsit, Kecamatan sawan, ketika diwawancarai Bisnis Bali, Jumat (19/1) mengatakan, cuaca buruk sudah terjadi sejak Januari 2018, yakni gelombang laut besar akibat angin kencang. Mau tidak mau kondisi ini membuat nelayan enggan melaut untuk meminimalisir risiko di tengah laut.
“Kalau cuaca buruk biasanya terjadi Januari hingga Februari akhir, namun kami juga melihat kondisi cuaca jika memang memungkinkan kami terkadang memilih melaut,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, sebagai nelayan kecil yang menggantungkan hidupnya hanya dengan melaut menuntut para nelayan beralih profesi untuk sementara waktu sebagai buruh bangunan atau berjualan sampai cuaca kembali normal.
“Kebetulan saya punya warung jadi sementara menunggu cuaca kembali normal saya memilih jualan, sebagian nelayan lain ada yang sebagai buruh bangunan,” imbuhnya. (ira)