SEJAK 1989, sosok Nyoman Cendikiawan sudah mulai pengabdiannya di LPD Talepud, Pujungkaja, Gianyar. Pria jebolan FKIP Singaraja memulai dengan mengontrak warung kecil berukuran 2 x 3 meter berdinding gedek di sebelah pasar desanya. Alhasil saat beberapa bulan beroperasi sempat disangka pengecer kupon sumbangan berhadiah.
“Maklum masyarakat kebanyakan saat itu belum tahu banyak tentang keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD),” ujar Suami Putu Sutrepti yg mengelola usaha sembako di Toko Timur Jaya ini.
Dengan tekad dan upaya yang dilakukan bersama tokoh masyarakat serta kordinasi dengan pemerintah, tahun demi tahun, akhirnya krama menyadari bahwa LPD adalah lembaga keuangan milik krama desa. Keuntungan pengelolaan LPD juga dinikmati oleh krama desa.
Lembaga keuangan lain mungkin hanya slogan saja akan membantu desa. “Sementara LPD sudah nyata memberikan kontribusi pembangunan kepada desa dengan meyerahkan dana pembanguna sebesar 20 persen dari laba akhir tahun,” kata pria yang sudah 28 tahun mengabdi untuk LPD.
Seiring dengan waktu, kini Cendikiawan dipercaya oleh LPD seluruh Bali melalui musyawarah daerah untuk memimpin BKS LPD Bali 2017-2022.
Ditanya tentang strategi menghadapi tahun baru 2018 yang akan datang, lulusan program pascasarjana di Unhi Denpasar ini menjawab dengan teoritis bahwa ada empat tantangan manusia Bali ke depan, yaitu individualisasi, reifikasi, manipulasi dan pragmentasi. Reifikasi semua diukur dengan uang. Manipulasi semua dipalsukan.
Fragmentasi semua tersekat-sekat. Individualisasi semua egoistis pribadi.
Cendikiawan juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh krama Bali yang telah peduli dengan keberadaan LPD. Seluruh masyarakat Bali diharapkan agar mendukung perkembangan LPD, dengan memanfaatkan jasa pelayanann LPD baik menabung maupun meminjam sesuai ketentuan yang berlaku.
Nyoman Cendikiawan menambahkan, konsep membangun Bali dimulai dari desa pakraman penguatan SDM dan mengikuti perkembangan TI dan didukung krama Bali. LPD akan mampu menjadi tumpuan krama Bali dalam penguatan ekonomi menuju ajeg Bali. (kup)