Denpasar (Bisnis Bali) – Untuk memudahkan penyusunan rencana bisnis, DPD Perbarindo Bali menggelar acara Seminar dan Diskusi Panel Outlook Ekonomi dan Strategi Bisnis 2018 bertempat di Hotel Harris Cokroaminoto. Materi bagi peserta seminar direksi bank perkreditan rakyat (BPR) se-Bali diberikan dua pakar yaitu Ketua Umum Perbarindo, Joko Suyanto, dan pengamat ekonom BNI Ryan Kiryanto.
Sekretaris DPD Perbarindo Bali, Ketut Komplit di sela-sela membuka acara seminar dan diskusi panel, Jumat (24/11) mengatakan, seminar ini bertujuan agar para pelaku industri BPR mengetahui kondisi perekonomian lokal, nasional maupun internasional. Kondisi ekonomi mempengaruh kinerja BPR.
Ia menjelaskan, kondisi ekonomi Bali tumbuh maka dampaknya pada sektor industri akan makin bertumbuh. Pakar ekonomi BNI, Ryan Kiryanto memberikan data kondisi ekonomi lokal, nasional dan global. Para direksi dapat menyusun RBB dengan mempertimbangkan faktor eksternal.
Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto memberikan materi strategi bisnis menumbuhkan industri BPR. Saat ini strategi BPR bekerja sama dengan beberapa komponen dalam menerapkan digital. BPR membangun co-branding dengan Bank Mandiri dengan e-cash sehingga BPR makin dikenal masyarakat.
Kemudian BPR akan terkoneksi e-capil kependudukan terkait identitas nasabah yang langsung berkoneksi dengan Kantor Capil. Ini mencegah BPR dari pemalsuan identitas, termasuk antisipasi identitas nasabah yang ganda.
BPR bekerja sama dengan Askrindo dibidang asuransi. Ini termasuk kerja sama dengan Pipindo, menyediakam database terkait historis nasabah yang baik dan nasabah baik dan jelek. Data ini dapat bersumber dari lembaga keuangan finance, fintech, maupun lembaga keuangan lain. Nantinya kerja sama dengan berbagai komponen tersebut, BPR bisa memilih nasabah baik yang bisa dibiayai, dan nasabah yang kurang baik dihindari. Ini merupakan mitigasi risiko, yang difasilitasi Perbarindo.
Menurutnya, di sektor pariwisata juga BPR diperkenalkan melalui objek wisata Kuta, Nusa Dua Jimbaran dan lainnya.
BPR bisa dipromosikan melalui FB, atau media sosial lainnya. Ini terobosan yang diinisiasikan Perbarindo untuk BPR di Bali sehingga bisa tumbuh dan berkembang.
Komplit menambahkan, peserta seminar bisa menyusun RBB secara realistis. Hal ini diikuti dengan peningkatan keahlian dan kompetensi SDM BPR.
Kepala Pengawasan Bank OJK Wilayah VIII Bali Nusra, Nyoman Hermanto Darmawan mengatakan, kondisi perbankan di Bali tahun 2017 secara umum memang meningkat. Hanya saja peningkatan 2017 lebih rendah dari peningkatan 2016.
Menurutnya kondisi ini menjadi tantangan bagi BPR. Bagaimana BPR menyikapinya di 2018 agar bisa meningkat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hermanto Darmawan menambahkan, melalui seminar dan diskusi Panel Outlook Ekonomi BPR bisa menyusun strategi bisnis 2018 dengan tepat. Ini dengan harapan BPR mampu memcapai rentang pertumbuham BPR di atas 20 persen. (ad 2.147)