Gunung Agung Meletus, Sejumlah Negara Perbarui “Travel Advice”

381
Ketua Bidang Informasi dan Media Bali Tourism Hospitality, Dewa Gede Ngurah Byomantara

Denpasar (Bisnis Bali) – Gunung Agung yang mengalami letusan freatik dengan asap kelabu, Selasa (21/11) memang sempat mengejutkan masyarakat di Bali. Pasar mulai bereaksi dan sejumlah negara telah memperbarui travel advice menyikapi letusan freatik Gunung Agung.

Ketua Bidang Informasi dan Media Bali Tourism Hospitality, Dewa Gede Ngurah Byomantara, Kamis (23/11) mengatakan, setelah Gunung Agung mengalami letusan freatik, pemerintah dan stakeholder pariwisata melakukan pemantauan dan berkoordinasi termasuk dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG). Pariwisata Bali diyakinkan masih berjalan normal walaupuan sebelumnya terjadi letusan freatik Gunung Agung.

Ia menjelaskan, pasar juga bereaksi dengan letusan freatik Gunung Agung.

Lima negara, yakni Singapura, Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Irlandia buru-buru memperbarui travel advice ke Gunung Agung setelah letusan freatik yang terjadi.

Sebelumnya, kelima negara tersebut telah mengeluarkan travel advice serupa saat Gunung Agung dinyatakan Awas oleh PVMBG, 22 September lalu.

Dipaparkannya, Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) melalui situs resminya mengimbau warganya untuk menjauh dari zona bahaya yang ditetapkan, yakni dalam radius maksimum 7,5 km dari puncak. MFA menyatakan letusan tidak berdampak pada tempat-tempat wisata yang ada di Bali, namun mewanti-wanti adanya potensi gangguan penerbangan. Untuk itu warga Singapura diminta tetap memantau informasi dari pihak berwenang dan media lokal, serta memastikan asuransi travel dan medis.

Lebih lanjut dikatakannya, Inggris melalui situs pemerintah pusat htttp://gov.uk menginformasikan warganya tentang adanya letusan Gunung Agung yang menyemburkan abu vulkanik setinggi 700 meter. PVMBG hingga kini belum menaikkan status Gunung Agung. Namun, pemerintah Inggris tetap mengingatkan akan potensi  gangguan penerbangan akibat abu vulkanik, serta mengimbau warganya untuk tidak melanggar zona bahaya yang ditetapkan, sejauh maksimum 7,5 km.

Kementerian Luar Negeri Australia pun memperbarui travel advice ke Gunung Agung, mengingatkan bahaya abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan penerbangan, dan mengimbau warga Australia untuk mematuhi larangan beraktivitas di dalam zona bahaya.

Ia melihat Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru pun mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di zona bahaya dalam radius 6 km. Namun, Selandia Baru mengingatkan adanya potensi gangguan penerbangan, serta menyarankan setiap warganya untuk menghubungi pihak agen perjalanan dan maskapai untuk membicarakan masalah ini. Selain itu pemerintah Selandia Baru mengumumkan Bandara Internasional Ngurah Rai masih beroperasi seperti biasa. Pengumuman yang kurang lebih sama dirilis Kementerian Luar Negeri Irlandia melalui situs resminya.

Dewa Gede Ngurah Byomantara menambahkan, adapun AS sampai malam ini belum memperbarui travel advice terkait letusan freatik Gunung Agung. AS melalui Kedubes di Jakarta dan konsulat di Surabaya hanya merilis informasi adanya letusan pada Selasa pukul 17.05, serta mengumumkan Bandara Ngurah Rai masih beroperasi normal. (kup)