Amlapura (Bisnis Bali) – Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri meminta bantuan pabrik pakan ternak sapi ke pemerintah pusat (pempus). Diharapkan, satu desa di Karangasem dibantu satu pabrik pakan ternak itu.
Namun di lain pihak, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, I Ketut Diarmita, saat ditemui Sabtu (4/11) lalu di Tanah Ampo, Karangasem, menyarankan agar Karangasem mengembangkan pembibitan (breeding) sapi Bali, bukan pabrik pakan ternak.
Menurut Ketut Diarmita asal Busungbiu, Buleleng itu, pembibitan sapi lebih potensial dan lebih terintegrasi dikembangkan di Karangasem, dibandingkan hanya pabrik pakan ternak. Di Kabupaten Karangasem lahannya luas, dan pasar ternak sapi masih sangat terbuka lebar. Sampai kini, Pemprov Bali sampai membuat perda guna membatasi menjual ternak sapi Bali ke luar daerah, karena adanya kekhawatiran populasi sapi Bali bakal terus berkurang atau bahkan punah. Soalnya, jenis sapi Bali memiliki keunggulan tertentu, seperti rasa atau aroma daging yang khas. Sapi betina yang masih produktif dilarang dipotong atau pun dijual ke luar daerah. Selain itu, hanya sapi jantan yang beratnya lebih dari 375 kg yang boleh dijual ke luar daerah. ‘’Itu membuktikan bahwa breeding sapi Bali sangat diperlukan di Bali, guna mempercepat penambahan populasi sapi Bali itu,’’ papar Diarmita.
Ditambahkan, pemasaran atau kebutuhan akan daging sapi akan terus meningkat, sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk termasuk keperluan di luar Bali. Di lain pihak, katanya, persediaan ternak khususnya sapi Bali pertambahannya akan lambat bahkan bisa menurun, karena lahan atau daya dukung yang kian terbatas. ‘’Kalau pasar ternak sapi, jangan dikhawatirkan, karena jumlah penduduk akan terus bertambah, sementara produksi ternak sapi pertambahannya lambat, bahkan bisa jadi akan berkurang,’’ paparnya. (bud)