Denpasar (Bisnis Bali)- Foto pre wedding (foto sebelum pernikahan) sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat Hindu di Bali, saat melaksanakan upacara pernikahan. Hal ini membuat jasa fotografi laris jelang hari-hari baik pernikahan.
Salah seorang fotografer yang membidangi foto pre wedding, AA Gede Dhamanta Amitaba, S.Sn., M.Sn, saat ditemui, Senin(6/11), mengakui, permintaan akan jasa fotografinya sangat padat jelang hari baik upacara pernikahan, khususnya pada bulan Agustus, September hingga Oktober lalu. Bahkan, diungkapnnya, hampir setiap hari dan dalam satu hari hingga 2 klien dilayani mengingat padatnya permintaan.
“Pre wedding saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, yang setiap ingin melangsungkan pernikahan, pasti dilengkapi dengan foto pre wedding terlebih dahulu,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, permintaan foto pre wedding ini, sudah dilakukan dari dua bulan sebelum hari pernikahan. Disinggung soal biaya, dia menjelaskan, biaya untuk pengambilan gambar hingga editing ini bervariasi. Di tempatnya, dikatakannya, biaya yang ditawarkan mulai Rp 3,5 juta hingga Rp 11 juta. “Itu diluar make-up, pakaian hingga biaya masuk obyek foto yang diinginkan konsumen,” katanya.
Senada dengan itu, fotografer lain, I Gede Made Adnyana Putra, yang juga membidangi foto pre wedding, mengaku, permintaan juga ramai jelang hari-hari baik pernikahan. Dia mengaku, saat ini lebih pada permintaan foto wedding serta pre wedding untuk konsumen internasional.
Dia menjelaskan, padatnya permintaan khususnya pada tahun ini terjadi pada bulan Februari, Juni hingga Oktober lalu. “Pada bulan-bulan itu memang benar-benar padat, berbeda dengan bulan lainnya, yang kami juga mengambil jasa di luar wedding,” katanya. (wid)