Status Gunung Agung Turun ke Level III “Stakeholder” harus Dekati Pasar Pariwisata

498
Dewan Pembina Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Bagus Sudibya

Denpasar (Bisnis Bali) – Penurunan status Gunung Agung dari level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) diumumkan pada Minggu (29/10)  oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) diyakini akan mendorong kembali kunjungan wisatawan ke Bali. Stakeholder pariwisata harus mendekati pasar pariwisata guna menginformasikan penurunan kondisi  status Gunung Agung.

Dewan Pembina Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Bagus Sudibya, Minggu (5/11) mengatakan, tingkat kewaspadaan terhadap kondisi Gunung Agung sudah diturunkan dari level 4 ke level 3. Selanjutnya, kondisi Gunung Agung diharapkan turun lagi ke level 2 dan level 1.

Ia menjelaskan, penurunan status Gunung Agung Agung dari level 4 ke level 3 ini harus disampaikan ke pasar pasar pariwisata. Informasi penurunan status Gunung Agung akan makin meyakinkan dunia pariwisata bahwa Bali aman untuk dikunjungi.

Dipaparkannya, jika belum ada pergeseran status ini, maka pasar pariwisata Bali akan menunggu sampai kondisi Gunung Agung membaik. Ini sampai kondisi Gunung Agung aman untuk dikunjungi.

Lebih lanjut dikatakannnya, penurunan status Gunung Agung dari level 4 ke level 3, akan mengubah anggapan wisatawan bahwa Bali akan jauh lebih aman. “Ini merupakan kuasa alam, masyarakat Bali berharap status Gunung Agung turun menuju kondisi normal,” katanya.

Menurutnya, ketika kondisi Gunung Agung makin aman maka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali akan makin normal. Situasi Gunung Agung ke level 3 mesti 2 ke tour operator, dan jurnalis dengan baik dan benar. Ini termasuk penyampaian data secara valid dan data kondisi Gunung Agung yang kongkret.

Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini meyakini, penyampaian data kondisi Gunung Agung mesti disampaikan oleh lembaga yang kompeten. Informasi berkaitan kondisi terakhir Gunung Agung bisa diberikan dengan mengundang tour operator dan atau jurnalis langsung ke Bali. Langkah kedua pelaku pariwisata Bali langsung negara-negara pasar guna memberikan informasi Gunung Agung di negara pasar. “Datangi pasar sampaikan kondisi Gunung Agung,” katanya.

Menurutnya, pemerintah sedapat mungkin secepatnya memproses orang-orang yang menyebarkan berita hoax terkait Gunung Agung tersebut. Ini secara hukum menyebarkam berita bohong dan membuat orang tidak nyaman.

Pemrosesan pelaku penyebar hoax Gunung Agung sangat penting, karena merugikan pariwisata Bali. Ini menyangkut keselamatan hampir 4,5 juta rakyat Bali. Hidup masyarakat Bali secara tidak langsung tergantung dari pariwisata.

Bagus Sudibya mencontohkan, Pemkab Badung sangat tergantung pada sektor pariwisata. Ketika pariwisata Bali lumpuh, maka perekonomian di Kabupaten Badung menjadi lumpuh. Hampir 90 persen income Badung tergantung dari pariwisata. (kup)