Denpasar (Bisnis Bali) – Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan ini, sebagian besar pebisnis pakaian adat telah mulai mengantisipasi permintaan konsumen dengan cara menambah stok dagangannya di banding hari biasanya.
Menurut Ratnayu, salah seorang pengelola bisnis pakaian adat, di kawasan Denpasar, Rabu (18/10), bercermin dari momen Galungan sebelumnya, permintaan destar dan saput cukup mendominasi penjualannya, sehingga pihaknya menambah stok varian tersebut saat ini.
Katanya, ketatnya persaingan pasar saat ini, pihaknya hanya bisa bertahan dan berusaha menyediakan produk yang lebih variatif dan up to date agar dilirik pasar.
Guna mengatasi persaingan ini, pihaknya berusaha menyediakan produk yang variatif, agar konsumen banyak pilihan. ‘’Dengan beragamnya pilihan ini, konsumen akan mendapat banyak pilihan motif dan varian, yakni konsumen tidak hanya bisa membeli pakaian adat untuk wanita saja, melainkan bisa membeli pakaian pria juga serta aksesorinya, termasuk pakaian adat untuk anak-anak,’’ jelasnya.
Selain itu, segmen pasar yang dituju di butiknya ini, kini tak hanya kalangan ekonomi atas dengan cara menerima pesanan desain dan motif pakaian adat terbaru. Namun, juga melayani kalangan masyarakat pada umumnya dengan menyediakan produk dengan harga terjangkau, yakni mulai Rp 75.000 per pcs.
Guna memudahkan konsumen mencari perlengkapan lainnya, pihaknya juga menyediakan berbagai jenis kain bawahan dan selendang. Jenis kainnya seperti sutra, endek, songket jumputan, hingga kain batik.
Hal senada diungkapkan Sutiari, salah seorang pengelola butik pakaian adat lainnya.
“Dalam menghadapi persaingan pasar yang makin ketat ini, kami berusaha untuk meningkatkan varian produk, termasuk kain bawahan, dan aksesori lainnya,’’ ujarnya. (aya)