Tabanan (Bisnis Bali) – Bisnis kain tradisional Bali tetap berpeluang, seiring makin atraktifnya motif – motif yang hadir di pasaran. Demikian diungkapkan Aryawati, pebisnis kain tradisional Bali, Rabu (13/9).
Dikatakan, kain tradisional yakni songket dan endek merupakan produk kearifan lokal yang makin berkembang. Tak hanya digunakan pada acara – acara keagamaan dan adat di Bali, seiring inovatifnya kalangan desainer kain tradisional ini juga banyak digunakan sebagai unsur pendukung sejumlah produk fashion. Baik itu busana atasan maupun bawahan yang bersifat formal maupun nonformal. ” Inilah kelebihan produk kain tradisional Bali yang berpeluang ditingkatkan harga jualnya,” imbuhnya.
Dikatakan, kain songket umumnya digunakan sebagai pelengkap busana rias pengantin. Khususnya rias agung yang memiliki pakem -pakem tertentu. Sedangkan endek juga tak kalah banyak digunakan pada jenis rias pengantin Bali modifikasi. Dalam perkembanga pasar yang makin heterogen, juga memberi peluang kepada produsen songket dan endek untuk meningkatkan kualitas produk. Dengan cara itu, kain tradisional Bali akan makin eksis seiring berkembangnya industri yang mampu menghidupi banyak tenaga kerja (naker) ini. Dia mengharapkan para pemotif dan produsen bersinergi dengan baik mengangkat kain tradisional Bali di pasaran. Dengan begitu produk tekstil khas Bali ini, akan jadi pioner dalam membangun usaha kecil menengah (UKM) yang berbasis budaya.
Sebelumnya, desainer Bali Puspa Bordir, Jro Puspawati menyampaikan, bisnis kain tradisional Bali memiliki daya saing tersendiri karena pasarnya yang heterogen. Perlu upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan daya tarik kain tradisional Bali tersebut sehingga mampu menambah nilai jualnya. (gun)