BELAKANGAN nanas dengan ukuran besar dan rasanya yang manis yang dikenal dengan nanas Bogor, membanjiri pasar khusus supermarket di Bali. Harganya juga sangat fantastis yaitu mencapai Rp 60 ribu per buah, hal ini mengindikasikan budi daya nanas sangat menjanjikan.
Nanas Bogor tersebut sebenarnya sudah sejak lama dikembangkan oleh petani di Banjar Mayoan Anyar, Desa Antapan Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Made Sandiarta, petani nanas membudidayakan nanas tersebut sudah sangat lama dan hanya meneruskan apa yang dibudidayakan oleh orangtuanya. Selama ini, ia hanya menjual hasil panennya kepada tengkulak berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu, padahal di supermarket harganya mencapai Rp 60 ribu.
Untuk budi daya tanaman yang berasal dari Brazilia ini sangat mudah, apalagi dengan ada peluang besar untuk pengembangan bisnis nanas ini, sehingga budi daya nanas patut untuk dikembangkan.
Sebelum memulai budi daya terlebih dahulu tanah diolah dengan dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur, diamkan tanah minimal selama 15 hari agar tanah benar-benar matang dan siap ditanami. Bentuk bedengan selebar 80-120 cm, jarak antarbedengan 90-150 cm. Tinggi bedengan antara 30-40 cm. Kemudian buatan lubang tanam ukuran lubang tanam 30 x 30 x 30 cm yang diberikan pupuk kandang. “Cara penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit tidak mudah busuk,” terangnya.
Untuk pemeliharaan, menurutnya, tidak terlalu sulit, karena petani tidak perlu melakukan penyiraman dan hanya mengandalkan air hujan.
“Setelah tanam berumur 1,5 tahun sudah bisa dipanen. Setahun panen bisa dilakukan dua kali, tetapi ada panen raya yaitu November-Desember dan panen yang tidak terlalu besar 6 bulan berikutnya,” tuturnya.
Setelah panen setahun sekali dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang. (pur)