Harga Daging Picu Inflasi di Denpasar

309
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho

Denpasar (Bisnis Bali) – Agustus 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat Kota Denpasar mengalami inflasi 0,26 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 126,05. Inflasi terjadi salah satunya dari melonjaknya harga daging ayam ras.

Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Senin (4/9) kemarin mengungkapkan, tingkat inflasi tahun kalender 2,40 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun mencapai 3,46 persen.

Paparnya, secara umum inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga beberapa barang atau jasa yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mencapai 1,24 persen. Disusul kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,43 persen, kelompok kesehatan 0,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,22 persen, kelompok sandang 0,11 persen, kelompok bahan makanan 0,04 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencapai 0,02 persen.

“Komoditas yang memberikan andil inflasi salah satunya daging ayam ras, telur ayam ras, pisang, apel, melon, rokok kretek, dan tarif angkutan udara,” tuturnya.

Jelas Adi, Agustus lalu sumbangan inflasi dari daging  ayam  ras  ini mencapai  0,12  persen pada kelompok bahan makanan. Telur ayam ras menyumbang  0,04  persen,  pisang  0,03  persen, apel  0,02  persen, dan  melon  0,02  persen.

Sambungnya, perbandingan inflasi tahunan menunjukkan, inflasi tahun kalender Agustus 2017 mencapai 2,40 persen dan inflasi tahun ke tahun Agustus 2017 berada di level 3,46 persen. Tingkat inflasi/deflasi tahun kalender pada Agustus 2015 dan Agustus 2016 masing-masing 2,12 persen dan 1,88 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun Agustus 2015 dan Agustus 2016 masing-masing 6,72 persen dan 2,46 persen.  (man)