Denpasar (Bisnis Bali) – Pertumbuhan ekonomi Bali yang melambat pada semester I 2017, berbanding terbalik dengan kondisi ekspor Pulau Dewata yang justru mengalami pertumbuhan pada periode sama. Semester I 2017 secara kumulatif ekspor barang asal Provinsi Bali mencapai 265.246.671 dolar AS. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Januari-Juni (semester I 2016) lalu ekspor asal Provinsi Bali ini hanya mencapai 256.335.907 dolar AS. Artinya, periode sama tahun ini meningkat hingga 3,48 persen, meski terjadi perlambatan ekonomi,” tutur Kepala BPS Bali, Adi Nugroho di Denpasar, belum lama ini.
Ia menerangkan, pada 2017 menurut pangsa pasar ekspor barang asal Provinsi Bali sebagian besar dikirim ke tujuan Amerika Serikat mencapai 27,91 persen yang sekaligus menjadi negara penyerap ekspor terbesar. Disusul, Australia mencapai 8,18 persen, Jepang 7,89 persen, Singapura 7,73 persen, dan Tiongkok mencapai 4,68 persen.
Jelas Adi, meski per semester ekspor Bali ini mengalami pertumbuhan, dilihat dari perkembangan bulanan yakni dari Mei 2017 ke Juni tahun yang sama ekspor Pulau Dewata mengalami penurunan. Katanya, nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia mencapai dolar AS 38.126.267 pada Juni 2017. Angka tersebut mengalami penurunan 25,01 persen dibandingkan nilai ekspor Mei 2017 yang mencapai 50.841.335 dolar AS.
“Capaian Juni 2017 juga tercatat mengalami penurunan 20,65 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya, yakni ekspor mencapai 48.050.453 dolar AS,” ujarnya.
Sambungnya, penurunan nilai ekspor dari bulan sebelumnya, dominan dipengaruhi oleh menurunnya nilai ekspor tujuan Australia 3.836.902 dolar AS atau turun 58,54 persen. Paparnya, setelah Australia, negara lain yang juga menunjukkan penurunan yang relatif tinggi adalah Amerika Serikat, Jerman, Singapura, dan Jepang masing-masing 3.279.441 dolar AS, 621.719 dolar AS, 584.822 dolar AS, dan 544.937 dolarrr AS. (man)