Masyarakat yang berkeinginan membuat usaha atau bisnis idealnya dipersiapkan dengan matang. Mulai dari permodalan, jenis produk yang akan ditawarkan pada konsumen (berkualitas harga bersaing) sampai sasaran pemasaran. Namun semua sarana siap, tetapi tidak ada keberanian untuk memutuskan maka usaha yang diidam-idamkan tidak akan pernah ada. Lantas apa saja yang perlu dilakukan jika masyarakat ingin memiliki bisnis?
PEMERHATI wirausaha sekaligus praktisi usaha, Sang Artha Kusuma, S.E. menjelaskan untuk menjadi pengusaha seseorang mesti memiliki keinginan, tekad, mau kerja keras dan terus belajar. Semuanya ini dibungkus dengan rasa keberanian untuk memutuskan sehingga apa yang diinginkan dapat terwujud. Bukan hanya angan-angan saja dan akan sangat berbahaya jika membuka usaha dengan rasa ragu-ragu. ”Hambatan terbesar saat membuka usaha adalah memulainya. Jika sudah melalui fase ini, langkah selanjutnya relatif bisa dijalani. Untuk memulai usaha baru, mari kita pastikan dan berani memutuskan. Kemudian baru dipersiapkan langkah-langkah berikutnya. Di antaranya siap mental, modal, jenis produksi, tentukan lokasi, sasaran pasar, persiapan SDM, mempersiapkan manajemen dan siap dengan segala risiko,” tegasnya.
Pemerhati wirausaha lainnya, Drs. I Dewa Ngurah Dharendra, M.Si.,BK.Tek juga menjelaskan, selain keberanian untuk memulai usaha, selanjutnya perlu disiapkan modal usaha. Apa pun jenis usahanya, pasti memerlukan modal. Banyak pengusaha yang mengeluhkan modal. Sebenarnya, tak perlu dirisaukan. Dengan modal kecil pun, seseorang sudah bisa membuka usaha. Besarnya modal tergantung dari besar atau kecilnya usaha yang dijalankan. Di samping itu, modal saat ini bukan hal utama. Jika pelaku usaha mampu membuat percaya lembaga keuangan mikro (LKM) dengan membuat pembukuan sederhana dan proposal maka yakin modal akan mudah didapat. Besaran modal disesuaikan dengan kebutuhan usaha. Setelah mempersiapkan modal baru menentukan bidang usaha yang akan dijalankan. Pelaku usaha dapat memilih bidang usaha yang belum pernah ada atau yang sudah banyak. Pada awalnya, orang merasa ragu untuk mulai membuka usaha, baik bidang yang belum pernah ada maupun yang sudah banyak dilakukan. ”Memang sebelum memulai usaha perlu disiapkan adalah mental. Mental pengusaha berbeda dengan karyawan. Karyawan cenderung menghabiskan gaji bulanannya. Pengusaha harus menginvestasikan sebagian penghasilannya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Maka, ketika kita sudah memilih untuk membuka usaha, terapkanlah mental sebagai pengusaha,” ajak Dharendra sambil menyebut sebagai pengusaha mesti mengantisipasi kegagalan yang tiba-tiba dapat terjadi. Risiko kegagalan dalam berbisnis, selalu ada. Karena itu dituntut untuk bersikap tegas dan cepat bertindak, terutama bila melihat sesuatu atau gejala yang tak beres.
Pemerhati lainnya mantan Kabid Bina Industri Dinas Perindag Provinsi Bali dan saat ini aktif sebagai konsultan bisnis, I Ketut Darta, S.H. menyebutkan, langkah penting lainnya membuka usaha mesti memiliki teknik atau cara berbisnis. Sebenarnya, berbisnis itu mudah. Contohnya, barang seharga Rp1.000, tugas pelaku usaha menjualnya dengan harga lebih dari itu, misalnya Rp1.500. Intinya, dari sebuah barang, dapat menjualnya dengan memperoleh keuntungan. Setelah itu, juallah barang tersebut sebanyak-banyaknya. Maka pelaku usaha sudah mampu berusaha dengan baik. Kemudian setelah berani memutuskan membuat usaha yang perlu dipersiapkan adalah tempat usaha. Lokasi merupakan peran penting dalam membuka usaha. (sta)