Denpasar (Bisnis Bali) – Kenaikan harga daging ayam potong yang kurang lebih terjadi seminggu terakhir ini dipengaruhi oleh kelangkaan stok. Saat ini, harga daging ayam potong di pasaran sudah mencapai Rp 38.000 per kilogram, bahkan pedagang eceran sampai menjual Rp 40.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang di Pasar Badung Cokroaminoto, Rotimah, Selasa (8/8) kemarin mengatakan, kenaikan harga daging ayam potong terjadi secara bertahap yang dimulai sejak seminggu lalu. Awalnya dia mengatakan harga daging ayam potong Rp 28.000 hingga Rp 30.000 per kilogram yang berlangsung cukup lama. “Sejak 1 minggu terakhir, harga daging ayam potong naik Rp 2.000 per kilogram, hingga saat ini menjadi Rp 40.000 per kilogram,” katanya.
Hal ini juga dibenarkan oleh pedagang daging ayam potong lainnya, Gusti Ayu, yang mengaku menjual dengan harga Rp 38.000 per kilogram. Dia mengaku, kenaikan harga daging ayam ini memberi pengaruh pada penjualannya yang menurun hingga 50 persen. Dia mengatakan naiknya harga daging ayam dikarenakan stok ayam di peternak saat ini yang minim.
Terkait hal tersebut, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Broiler Bali, I Ketut Yahya Kurniadi mengatakan, kenaikan harga ayam hidup tersebut terjadi secara nasional. Saat ini dikatakannya, harga ayam hidup di kandang untuk di Bali sudah mencapai Rp 24.000 per kilogram, sedangkan di daerah lain seperti Lombok sudah mencapai Rp 26.000 per kilogaram. “Kenaikan harga ayam hidup yang tentunya berpengaruh terhadap harga jual daging ini. Kelangkaan stok sekitar 50 persen,” katanya.
Kelangkaan stok tersebut, kata dia, dikarenakan bibit ayam (day old chick/DOC) tidak bisa masuk. Hal tersebut dikarenakan sebelumnya ayam di kandang mengalami penumpukan stok. “Karena penumpukan stok di kandang secara otomatis DOC tidak bisa masuk. Karena penumpukan stok tersebut ayam yang mestinya bisa dijual pada usia 35 hari saat itu hingga mencapai 70 hari. Akibat hal tersebut kami dari asosiasi terpaksa menjual ayam ke Jawa Timur dan itu memerlukan banyak biaya serta perizinan,” keluhnya.
Hal tersebut, lanjut dia, dikarenakan selama dua minggu menjelang bulan puasa terjadi pemasukan daging ayam ke Bali yang rata-rata mencapai 50 ton atau 50 ribu kilogram per hari dan apabila dikonversikan menjadi 34 ribu ekor ukuran 2 kilogram. Karena daging dari luar Bali yang masuk ini selama dua minggu, total menjadi 700 ton atau 476 ribu ekor ayam. (wid)